Aku
mempunyai alasan kenapa aku tidak bisa memberitahu siapapun dengan siapa dan
dengan keluarga yang mana aku berlibur kali ini, as you know that every person
have their own secret. And the reason why is secret too. So untuk yang satu ini
aku akan menceritakan ‘dat amazing Holiday in 2016’
Perjalanan
dimulai pukul 4 pagi, kami sekeluarga berangkat! Tujuan awal ke “hutan durian”
di desa lumbang pasuruan. Awalnya kami transit ke dusun Nongko Jajar, ke salah
satu rumah kenalan kami. Selama perjalanan kami di sambut pemandangan luar
biasa, selama di mobil aku terus saja memotret dan video.

Kami semua
membawa bekal yang berbeda dan rencananya dengan pemandangan hebat seperti ini
kami takkan melewatkan tanpa piknik dan makan bersama. (maaf kami tak bisa post
foto saat piknik dan makan bersama) seperti yang di awal, I cant show you with
who I spent this amazing holiday.
Kami
mmendapati air terjun dengan pepohonan rindang di sekelilingnya, dan kami
memutuskan untuk menggelar piknik disana. Let’s rooock!! Ga ada diet ga
adaaaa….!
Menu nya :
kare babat. Ayam suwir krengsengan, sambal goreng udang, telur asin, mie
goreng.
“Nirina
Zubir” mungkin itu kalimat pertama yang ada di pikiranmu saat mendapati istri
pemilik rumah tersebut menyambutmu hangat. Sumpaaaaahhhh mirip nirina. Imut,
tahi lalat di sekitar bibir, dengan rambut bergelombang cepaknya. Di dalam
ruangan mungil dan suasana sejuk itu kami di suguhi kopi susu hangat. Pemilik
rumah sangat sangat ramah memang. Tapi tak disangka sang istri(sebut saja
Nirina) memiliki kebun chrysanthemum atau
bunga krisan. Dan disitu kami di beri kesempatan untuk mengunjungi kebun krisan
mulai dari bibit krisan hingga krisan siap petik. Dengan beragam warna
tentunya
Saat aku
memasuki kebun krisan, aku tidak henti hentinya memandang satu persatu krisan,
atau mungkin heran aku terlalu mencintai bunga, bunga apapun. Hey, semua sama
semua satu jeins “krisan” apa yang membuatmu sedemikian tertariknya memandang
satu persatu tiap tangkainya? Sekelebat pertanyaan menyapu lamunanku. “MANA HP
NYA!! FOTOIIIIN” ga mau deh kelewatan foto sama bungaaaaaa ini.
Petani
krisan yakni sepasang suami istri tersebut membolehkan kami memetik beberapa
krisan. Sayang memang, tapi mau bagaimana lagi krisan nya memang siap petik.
Setelah
selesai berfoto ria, kami keluar,,, mataku terbelalak lebar aku baru sadar
sekian hektar tanah di tumbuhi berbagai macam hasil perkebunan
apel,bunga,manisa,pohon mahoni, pohon pinus, bagaimana bisa seindah ini ? aku
sering ke malang teramat sering tapi bagaimana bisa baru kali ini aku menemukan
tempat seperti ini. Malang atau pasuruan ? ah pokoknya sama aja. Keren dah
tempatnya.
Setelah
selesai dengan krisan kami berencana lanjut ke kebun stroberi, akan tetapi
karena kebun stroberi saat bulan ini belum berbuah atau belum memasuki masa
panen. Kami pun langsung banting setir ke tujuan utama kami “Hutan durian”
selama di perjalanan aku di jejali pertanyaan seputar kuliah.
“upik anak
yang disukain di kampus siapa” “yang mana?” “coba sini liat” akan aneh memang
saat mendengar kalimat atau pertanyaan tersebut keluar dari seorang dosen.
Iyap. Beliau seorang dosen sastra.
Aku
menunjukkan foto instagram ‘someone who
I care about’ komentar sang dosen “ pria kyk gitu pemikirannya cenderung
idealis” jujur aku tak mengerti sepenuhnya arti ‘idealis’ yang kutahu aku suka.
Dan itu sudah berlangsung dari semester 1.
Yang lein
bertanya “ dia nya suka ga sama upik ?”
Aku dengan
setengah tersedak “enggak. dia cumin anggep upik temen baik aja”
“ah mungkin
upik kurang agresif” suara lain menyahut. Dan bla…..bla….bla….
Oke back to
the holiday!!
Perjalanan
ke hutan durian dari nongkojajar tidak dekat rupanya di tengah perjalanan lagi
lagi kami disuguhi pemndangan yang lebih eksotis. Hanya saja ini begitu
rindang, sejuk, oh bukan bukan aku tidak se melankolis itu. Memang hawanya
segar, menerobos hutan di musim hujan,
kebayang ya hijaunya gimana.
Sesampainya
di hutan durian kami lagi lagi transit ke salah satu rumah kenalan kami, hutan
durian sangat eksotis tapi lagi lagi aku tak berani memasuki kawasan hutan
durinnya saat kau kesana dan mendapati ada durian masak yang tergantung diatas
kepalamu oh itu sama ngeri nya dengan berdiri di bibir jurang. Dan aku memilih
untuk stay di tempat kami transit saja sambil menunggu durian dating untuk kami
bawa pulang.
Kebetulan
aku bercerita banyak dengan petani durian di sana oh coba kau lihat betapa
ramah nya orang orang di kmpung ini. Aku bisa berteman dengan lebih dari 4
orang saja dalam beberapa menit. Kutuliskan sebait saja ya isi percakapanku.
Dan jujur aku bercakap-cakap menggunakan bahasa “Krama Alus” give me applause!!
Tapi kutulis dengan bahasa Indonesia saja ya.
“pernah ga
sih pak ada yang kejatuhan durian? “ tanyaku dengan antusias
“ya pernah
mbak”
“nah loh!
Trus gimana pak ?”
“ada yang
sampe meninggal, ada yang kritis”
“hah sampe
meninggal”
“iya mbak
wong yang kejatuhan itu kepala, lah pohon durian kan tinggiiiii ya jadi kayak
di hantam durian gitu. Yang masalah bukan tingginy, kulitnya ituloh. Kalo
durian masak kan rawan jatuh nah sedangkan kulit durian masak itu duri nya udah
keras kayak paku hahah”
Nih bapak
cerita nya sambil ketawa, nah yang denger ini mana bisa ketawa. Dan aku sebagai
jurusan manajemen, karena di kampus juga diajarkan tentang K3 keselamatan
karyawan, aku memberikan solusi yang dimana solusi nya ga bagus bagus amat sih.
Tapi paling enggak aku ga hanya jadi pendengar manis dong.
“kenapa
bapak selama berkebun ga pake helm aja “
Seketika
bapak petani durian terdiam, sambil setengah bergumam
“hoalah
mbak, wong kita ini niat kerja. apapun kerja pasti ada resikonya mbak. Hahah wayae peja yo peja. Wes enek garise ”
Kali ini aku
yang diam. Aku berpikir kembali akan sulit naik ke pohon tersebut dengan
menggunakan helm bukan ? sedangkan petani durian harus mengikat duriannya
beberapa kali dengan tali raffia agar tidak mudah jatuh saat masak.
Menjelang
sore, pemilik rumah dengan baik hati mempersilahkan kami makan seadanya, ini
lah pertamakalinya aku makan sayur kelor dengan telur mata sapi, sederhana
memang tapi yaaaah…. Dibalik kesederhanaan itu aku bergumam pada diri sendiri,
‘disurabaya
kami mudah memperoleh makan, semuanya serba cepat. Signal bagus, penerangan
yang cukup, tentunya kami tidak bekerja dengan resiko se demikian tinggi’
Durian
dataang… setengah kami makan di tempat itu juga, setengahnya lagi kami bawa
pulang.
Yaahhh harga
durian yang terkesan mahal memang sebanding dengan kerja keras petani durian.
Tetap
semangat bapak petani!!! Hashtagnya durianlovers! :*
PS : Panen
durian di kampong itu diadakan pertengahan maret 2016, sedangkan untuk acara
nyepi ogoh ogoh yang dimana akan dilakukan pemadaman listrik untuk nyepi akan
dilaksanakan tanggal 25 maret. Selamat berlibur!!!