![]() |
BUKAN HOBI HEDON
Aku tidak
menyangkal ‘explore cafe’ itu Hedon. Toh terlebih lagi aku bukan putri pejabat
atau konglomerat dengan uang saku setara gaji PNS. Bukan .. bukan… aku bukan
seperti itu.
Teringat tulisan
Robert T.Kiyosaki dalam bukunya Cashflow
Quadrant “kendalikan kebiasaan mengeluarkan uang anda”. Nasihat saya, pergilah ke cafe dan amati
sistemnya, atau diamlah dirumah seperti seekor kucing peliharaan atau yang paling parah pergilah ke cafe hanya untuk sekedar nongkrong yang menjadikanmu Hedon.
Tips, pergilah ke café selama kita bisa mengendalikan budget. Mudah memang
menghabiskan uang untuk membeli rokok,pulsa, baju mahal, jam tangan, atau
aksesoris ABC Mengerti maksut saya? Sekali-kali
perlu melihat kinerja sistem ataupun strategi
manajemen yang ada di café.
cari café dengan system yang luarbiasa, tapi sebelum daftar café yang ‘luar biasa’ itu anda datangi. Perhatikan budget kita. Berapa uang yang ada di saku kita. Apakah sepulang kita dari café itu sisa uang kita akan menjadi 0 rupiah? Jujur aku memiliki batas untuk setiap rupiah yang kukeluarkan dalam sekali jalan tidak pernah lebih dari 70K! dan itu tidak kulakukan setiap harinya.

cari café dengan system yang luarbiasa, tapi sebelum daftar café yang ‘luar biasa’ itu anda datangi. Perhatikan budget kita. Berapa uang yang ada di saku kita. Apakah sepulang kita dari café itu sisa uang kita akan menjadi 0 rupiah? Jujur aku memiliki batas untuk setiap rupiah yang kukeluarkan dalam sekali jalan tidak pernah lebih dari 70K! dan itu tidak kulakukan setiap harinya.
“miliaran orang membuat jasa atau produk yang
lebih bagus, namun sedikit orang yang tahu cara membangun system yang hebat” –Robert-
ada jutaan orang yang sanggup membuat Ayam
goreng tepung ‘fried chicken’ lebih enak dari Mc.Donald tapi kenapa
konsumen lebih cenderung menghabiskan uang mereka untuk menikmati ayam tepung
di Mc.Donald?. Sama halnya seperti Bill Gates dari Microsoft, ia membeli produk
orang lain dan membangun system global yang canggih di sekitarnya. 

Banyak teman
kampusku yang terkenal borjuis mengajakku explore café ataupun nge-mall sembari
memuaskan mata mereka terhadap barang diskonan yang sebenarnya.“Diskon” sendiri
masuk kategori ‘strategi manajemen’ dan
saat aku ke mall dengan tujuan Ada diskon, itu ibarat aku ini ikan tuna ber
otak udang yangdengan polosnya termakan umpan nelayan. Seringkali papa bilang
“bedakan keinginan dan kebutuhan. Pergi lah kemanapun saat itu memang
dibutuhkan” Dan sampai hari ini bukan kali pertama aku menolak ajakan mereka.
Sering malah! Karena aku tahu tujuanku kesana bukan sekedar bersenang-senang
atau ‘nongkrong’ atau ‘nongki-nongki’ atau ‘nongko atau ‘nungku’ atau ‘ningki’’
aku hanya mengajak 1 orang sahabat untuk menemani.
Kethuilah,
kebiasaanku explore café belakangan ini bukan sekedar memanjakan ‘masa remaja’ sebenarnya
ada ide yang harus ku gali untuk sekedar mengisi ruang postingan di blog, ada
pelampiasan emosi, juga sebagai pengamat daripada sistemnya. bagaimana kentang
goreng yang bisa ku buat dirumah di hargai 40K di café itu, apa yang membuat
penganan umbi kentang di hargai sedemikian mahal, apa yang membuat orang tidak
berpikir ‘rugi’ saat melahap kentang itu bulat bulat.
Tips dariku, sebelum ke café pahami dulu tujuanmu apa, kalau sekedar
senang-senang tak apa! Asal gajimu per minggu sama besar dengan gaji pelayan
restoran itu per bulan. Itu bukan hedon melainkan kau sedang ber amal, kau
memberi tugas/pekerjaan pada pelayan atau barista di café tersebut . dan
bila dalam sekali makan kau ……… ah tak perlu
ku lanjutkan mungkin pembaca yang budiman ini tau maksud ku.
Apabila kita
pergi ke tempat yang sederhana, maka cara pikir kita ikut pula sederhana.
Sesederhana tempat yang kita datangi, saat menulis pun sama, saat kita menulis
dengan tema yang sama namun di tempat yang berbeda, hasil tulisan kita pun ikut
berbeda bukan? Jujursaja, Kesederhanaan itu hal yang arif dan buatku setiap
orang dengan tingkat kesederhanaan tinggi memiliki tingkat kedewasaan yang
tinggi pula. Arif lah dalam berbuat. Masa depan juga patut dikhawatirkan bukan.
“Lihatlah segala
sesuatu yang mewah dengan sifat yang sederhana”
Tips agar ngafe
tidak hanya terkesan hedon, maka perbaiki untuk apa tujuan ‘café ataukah
bertemu klien? Janjian? Nongki-nongki? Mengamati? Mempelajari sistemnya? Atau
bahkan sekedar cuci mata?
Amati sistemnya!
Apa yang membuat kentang di rumah dengan di café itu berbeda. Pajak tempat ?
nilai artistic café itu? Bagaimana café dengan lokasi dan nilai artistic yang
sama memiliki jumlah pengunjung yang berbeda? Harga? Citarasa?
Oh ayolah,
hampir semua pelayan di café berpenampilan menarik. Tampan, cantik. Tapi kau
tidak akan mengunjungi café hanya untuk sekedar memandangi barista nya bukan ?
dan......menjadi orang dewasa berarti mengetahui apa yang harus anda lakukan
dan melakukannya meskipuun anda merasa tidak ingin melakukannya